Penulis : Carole Wilkinson
Penerjemahkan : Claudia
Penerjemahkan : Claudia
Penyunting : Nadya
Penerbit : Matahati, Mei 2008
Tebal : 422 hal
Penerbit : Matahati, Mei 2008
Tebal : 422 hal
Ini kisah lanjutan dari Dragon  Keeper, resensi buku pertama ini bisa dibaca disini http://echyart.multiply.com/reviews/item/20. Setelah  ditinggal Danzi, Ping  harus hidup  mandiri untuk mengurus bayi naga ungu yang bernama  Long  Kai Duan, yang biasa dipanggil Kai. Setelah memiliki pengalaman bersama  Danzi, Ping  memeutuskan untuk tinggal  di kolam naga hitam yang terletak di Pegunungan Tai Shan. Wilayah  terlarang kekaisaran. Menurut Ping inilah area paling aman untuk  mengurus dan membesarkan Kai.
Bayi Kai suka berenang dan  memakan ikan-ikan di kolam, ia juga suka minum susu dan selalu merengek  pada Ping  jika ia kelaparan. Dan tak  pernah lelah mengajak Ping  bermain. Kai  masih bayi, tapi Ping sudah kewalahan mengurusnya karena Kai tetaplah  seekor naga yang memiliki tenaga besar dan cakar yang  membuat Ping  sering terluka. 
Ping sendiri hidup sederhan  dengan mengumpulkan makanan dari hutan, akar-akaran, jamur, ikan,  memerah susu kambing dan mencari serangga untuk tambahan makanan Kai.
Walau tidak dibekali ilmu untuk  mengurus bayi naga, Ping berusaha untuk mengurus Kai dengan baik, ia  mulai berkomunikasi dan kemudian menyadari bahwa Ia  juga  bisa mendengar pikiran Kai seperti halnya ia mendengar pikiran Danzi.
Kehidupan tenang Ping  dan Kai di hutan terlarang tidak berlangsung  lama karena kemudian seseorang kembali mengusik kehidupan  mereka—necromancer sang pemburu naga. Namun diluar dugaan ia malah  diselamatkan dan kembali bertemu dengan tikus piaraannya yang bernama  Hua.
Ping pun kembali berjuang  melindungi Kai seperti yang dulu pernah ia lakukan saat bersama Danzi.  Ia melakukan perjalanan namun akhirnya tertangkap oleh pengawal  kerajaan. Dan kemudian tinggal di Istana kaisar dan kembali menduduki  jabatan sebagai  pengurus naga kekaisaran. Ping  juga belajar menulis dan membaca pada Putri Yangxin – saudara Kaisar,  yang selama ini selalu sedih dan menagis namun langsung tertawa begitu  melihat Kai yang lucu .
Sang kaisar yang bernama Liu Che  yang dulu sempat bersahabat dengan Ping membuatkan sebuah taman bernama  Garden 
Disela-sela mengurus Kai yang  kini sangat dimanja oleh kaisar, Ping   berusaha mencari keberadaan orang tuanya, ia berjuang untuk mengetahui  silsilah keluarga dan mengakibatkan ia harus rela berpisah dengan Kai  dan terpaksa membiarkan jabatannyanya sebagai pengurus naga direbut  orang lain.
Dibalik ketenangan tembok istana  Ping  malah bertemu  dengan musuh yang sebenarnya. Bahaya masih terus mengancam Kai sebagai  naga terahir dan kedudukan Ping  sebagai  pengurus nagapun dipertaruhkan.
Kai sendiri digambarkan sangat lucu oleh Carole Wilkinson .Kai digambarkan sebagai naga kecil yang nakal, rakus, periang, keras kepala sekaligus menggemaskan bertolak belakang dengan penggambaran Danzi yang tua dan bijaksana.
Dalam berbagai percakapan antara  Kai dan Ping  mereka diibaratkan sebagai  dua sahabat yang saling mengerti, walau terkadang mereka saling  menggerutu karena kesal. ungkapan-ungkapan Kai sangat kekanak-kanankan  (jika diibaratkan manusia) membuatku merasa geli saat membacanya. Kai  juga memberi beberapa gelar pada orang-orang disekitarnya yang sering  membuat Ping  tertawa. 
 "Celana  kedodoran menyakiti hidung Kai" (hal.191) 
hahahaha..ia menyebut pengawal  istana itu si celana kedodoran.
Kita tunggu kelanjutannya di buku  ketiga.
Koleksi : Echy's Book 

 
1 comment :
bagi ebooknya dong,,
Post a Comment